Etika Seksual
dan Pernikahan Kristen
A.
Hakekat
Perbedaan Jenis Manusia
→
Manusia diciptakan berbeda: (Dasar Kej.1, 27-28)
Laki-laki
lebih dahulu lalu Perempuan
Diberkati supaya memenuhi bumi
Perbedaan menjadi saling
mengisi demi realisasi berkat Tuhan
Manusia memiliki akal
budi; kehendak bebas; kemampuan berkomunikasi
Dengan bahasa; kesadaran
diri sebagai ciptaan Allah
B.
Hakekat Seksualitas
→ Seks artinya Organ Kelamin Primer; Seksualitas
adalah ciri kepriaan dan
kewanitaan
→ Seks atau organ kelamin berhubungan erat
dengan kejiwaan, sifat-sifat, cara berpikir dan aksi
→ Seksualitas yaitu keseluruhan ciri yang
menunjukkan kepriaan atau kewanitaan
Seperti: bentuk badan; gerak-gerik;
suara; sifat; perasaan; kejiwaan; cara berpikir
bakat; dan sebagainya.
→ Tuhan
menciptakan pria dan wanita menjadi mahluk kontra relatif = berbeda
untuk
saling melengkapi dan saling mengisi.
C.
Seksualitas Dalam Pernikahan Menurut Alkitab
→ Kej.1,
27-28 dan Kej.2, 21-25 merupakan kisah penciptaan manusia dalam Alkitab. Kej.1,
27-28 sifatnya umum menegaskan kesederajatan pria dan wanita. Keduanya sama
diberi tanggungjawab atas kelanggengan bumi.
Kej.2,21-25 menegaskan kesatuan pria
dan wanita yang mengkonstitusikan asas perkawinan heteroseksual. Dalam hal ini
muncul tiga kebenaran fundamental:
Pertama, Kebutuhan manusia untuk
berteman. “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja”(ay.18). Manusia
menjadi mahluk sosial yang membutuhkan hubungan dengan yang lain serta menjadi
lapangan perwujudan kasih dan mengasihi. Secara khusus dalam hubungan satu pria
dan satu wanita yang disebut sebagai isterinya adalah hubungan kesepadanan dan
penolong. Hubungan kesepadanan dan penolong ini berlanjut menjadi “sedaging”
yang menjadi puncak perwujudan kasih sayang dan wahana meneruskan generasi.
(Catatan: Rasul Paulus dalam 1
Kor.7, 1 mengatakan: adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin, bukan
untuk meniadakan kebenaran Kej.2 melainkan sebagai praktek hidup suci dan focus
melakukan hidup suci)
Kedua, Kej.2 menjelaskan bahwa Tuhan sendiri
memperdulikan kebutuhan insani manusia. Tuhan menciptakan mitra pria dari
tulang rusuk pria itu sendiri dan membawanya kepada pria itu. Melaluinya
terjadi kesatuan fundamental yang tidak terpisahkan. Pengakuan Adam (2,23)
merupakan ungkapan kesatuan dalam pernikahan yang tidak terpisahkan.
Ketiga, Pelembagaan pernikahan adalah
sebagai hasil penciptaan wanita. Wanita diciptakan dari dalam diri pria,
artinya berasal dari satu yang kemudian dipisah Tuhan menjadi pria dan wanita
dan menyatu dalam pernikahan. Ini menjadi misteri keintiman heteroseksual yang
mendalam.
Alkitab
merumuskan pernikahan yang dilembagakan Allah dalam arti monogami
heteroseksual. Artinya, pernikahan itu adalah persatuan antara seorang pria dan
seorang wanita yang harus diakui dan disaksikan oleh umum (keberangkatan pria
dan wanita meninggalkan orangtuanya), di materaikan untuk hubungan seumur hidup
(bersatu dengan isterinya), dan mencapai kesempurnaan phisik (sedaging).
Alkitab tidak berbicara berbeda dengan itu.
D. Pernikahan dan Keluarga Kristen
Pengertian Pernikahan Kristen
Pernikahan Kristen ialah ikatan lahir
bathin di antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami dan isteri yang
didasari cinta kasih Allah. Karena itu pernikahan itu dibangun di dalam Kasih
Kristus.
Ciri-ciri
Pernikahan Kristen
Pernikahan satu orang pria dan satu orang wanita yang disahkan oleh
Allah dan tidak diceraikan manusia (Mat.19, 5-6)
Pernikahan Kristen adalah persekutuan hidup
Persekutuan hidup yang berlaku seumur hidup dan tidak boleh bercerai.
terima kasih artikelnya, sangat bermanfaat.
BalasHapussouvenir pernikahan murah blitar