Senin, 18 Mei 2015

Etika Seksual Pernikahan


Etika Seksual dan Pernikahan Kristen

A.       Hakekat Perbedaan Jenis Manusia

            →  Manusia diciptakan berbeda:  (Dasar Kej.1, 27-28)
Laki-laki lebih dahulu lalu Perempuan
                         Diberkati supaya memenuhi bumi
                        Perbedaan menjadi saling mengisi demi realisasi berkat Tuhan
                        Manusia memiliki akal budi; kehendak bebas; kemampuan berkomunikasi
                        Dengan bahasa; kesadaran diri sebagai ciptaan Allah

B.      Hakekat Seksualitas

→  Seks artinya Organ Kelamin Primer; Seksualitas  adalah ciri kepriaan dan  kewanitaan
→   Seks atau organ kelamin berhubungan erat dengan kejiwaan, sifat-sifat, cara berpikir dan aksi
→   Seksualitas yaitu keseluruhan ciri yang menunjukkan kepriaan atau kewanitaan
       Seperti: bentuk badan; gerak-gerik; suara; sifat; perasaan; kejiwaan; cara berpikir
                      bakat; dan sebagainya.
→   Tuhan menciptakan pria dan wanita menjadi mahluk kontra relatif = berbeda
                        untuk saling melengkapi dan saling mengisi.  

C.      Seksualitas Dalam Pernikahan Menurut Alkitab

 →  Kej.1, 27-28 dan Kej.2, 21-25 merupakan kisah penciptaan manusia dalam Alkitab. Kej.1, 27-28 sifatnya umum menegaskan kesederajatan pria dan wanita. Keduanya sama diberi tanggungjawab atas kelanggengan bumi.
Kej.2,21-25 menegaskan kesatuan pria dan wanita yang mengkonstitusikan asas perkawinan heteroseksual. Dalam hal ini muncul tiga kebenaran fundamental:
Pertama, Kebutuhan manusia untuk berteman. “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja”(ay.18). Manusia menjadi mahluk sosial yang membutuhkan hubungan dengan yang lain serta menjadi lapangan perwujudan kasih dan mengasihi. Secara khusus dalam hubungan satu pria dan satu wanita yang disebut sebagai isterinya adalah hubungan kesepadanan dan penolong. Hubungan kesepadanan dan penolong ini berlanjut menjadi “sedaging” yang menjadi puncak perwujudan kasih sayang dan wahana meneruskan generasi.
(Catatan: Rasul Paulus dalam 1 Kor.7, 1 mengatakan: adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin, bukan untuk meniadakan kebenaran Kej.2 melainkan sebagai praktek hidup suci dan focus melakukan hidup suci)
Kedua,  Kej.2 menjelaskan bahwa Tuhan sendiri memperdulikan kebutuhan insani manusia. Tuhan menciptakan mitra pria dari tulang rusuk pria itu sendiri dan membawanya kepada pria itu. Melaluinya terjadi kesatuan fundamental yang tidak terpisahkan. Pengakuan Adam (2,23) merupakan ungkapan kesatuan dalam pernikahan yang tidak terpisahkan.
Ketiga, Pelembagaan pernikahan adalah sebagai hasil penciptaan wanita. Wanita diciptakan dari dalam diri pria, artinya berasal dari satu yang kemudian dipisah Tuhan menjadi pria dan wanita dan menyatu dalam pernikahan. Ini menjadi misteri keintiman heteroseksual yang mendalam. 

            Alkitab merumuskan pernikahan yang dilembagakan Allah dalam arti monogami heteroseksual. Artinya, pernikahan itu adalah persatuan antara seorang pria dan seorang wanita yang harus diakui dan disaksikan oleh umum (keberangkatan pria dan wanita meninggalkan orangtuanya), di materaikan untuk hubungan seumur hidup (bersatu dengan isterinya), dan mencapai kesempurnaan phisik (sedaging). Alkitab tidak berbicara berbeda dengan itu.

D.     Pernikahan  dan Keluarga Kristen

Pengertian Pernikahan Kristen
Pernikahan Kristen ialah ikatan lahir bathin di antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami dan isteri yang didasari cinta kasih Allah. Karena itu pernikahan itu dibangun di dalam Kasih Kristus.
 
            Ciri-ciri Pernikahan Kristen
Pernikahan satu orang pria dan satu orang wanita yang disahkan oleh Allah dan tidak diceraikan manusia (Mat.19, 5-6)
Pernikahan Kristen adalah persekutuan hidup

Persekutuan hidup yang berlaku seumur hidup dan tidak boleh bercerai.

1 komentar: