SOAL AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH: AGAMA KRISTEN PROTESTAN
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
T.A. 2014/2015
=====================================================================
1.
Keberadaan
dan fungsi Tuhan Allah menurut iman Kristen hanya dapat dikenal di dalam profil
Yesus Kristus seperti disaksikan
Alkitab. Jelaskan!
2.
Menurut
ajaran Kristen, salah satu tanggungjawab Manusia adalah menjadi garam dan
terang, Jelaskan!
3.
Apakah
anda setuju bahwa adat istiadat, kebiasaan hidup,tradisi dan falsafah hidup
dapat menjadi sumber moralitas Kristen?
4.
Tuliskan
empat Prinsip Hidup Bermasyarakat Kristiani! Sertakan ayat Alkitab yang
mendukungnya!
5.
Mengapa
sering terjadi kemerosotan nilai dalam penggunaan dan pengembangan IPTEKS ?
6.
Bagaimanakah
seharusnya sikap Kristen(Gereja) terhadap Kebudayaan?
7.
Tuhan
Allah adalah sumber Hukum, Hukum dari Tuhan Allah itu terwujud dalam tiga
bentuk. Sebutkan dan jelaskan ketiga bentuk tersebut!
8.
Iman Kristen memahami Pemerintahan politik dari dua sisi.
Sebutkan ke dua sisi tersebut dan jelaskan!
9. Sebutkan
beberapa faktor yang mengganggu Kerukunan di Indonesia, menurut Hendropuspita!
10. Bagaimanakah
seharusnya sikap Kristen terhadap Agama yang lain?
KUNCI JAWABAN
SOAL UAS MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
1.
Memahami
keberadaan dan fungsi Allah menurut iman Kristen harus mengacu pada sumber
ajaran Kristiani yaitu Kitab Perjanjian
Lama dan Kitab Perjanjian Baru. Apabila kita membaca Kitab Perjanjian
Lama maka kita mengetahui keberadaan Allah itu adalah Allah yang jauh (Deus
Transendensius). Tetapi dalam Kitab Perjanjian Baru, Allah jauh itu sudah
menjadi Allah yang dekat, Allah yang berada di tengah-tengah kita (Deus
Immanensius) ”Allah beserta kita.(Matius 1 : 2. Esensi keberadaan Allah adalah
Firman yang sudah ada pada mulanya. KeberadaanNya kemudian menjadi manusia, dan
telah berada di tengah-tengah manusia. Allah telah berfungsi dan berelasi
dengan kehidupan manusia yaitu dengan perwujudan kemuliaan, kasih karunia dan
kebenaran. (Yohanes 1:1-2,14). Yesus Kristuslah wujud Allah yang telah menjadi
manusia. Keberadaan Allah yang tidak terbatas dapat dilihat dan dimengerti
hanya di dalam Yesus Kristus. Yesus sendiri sudah mengatakan bahwa Dialah yang
menyatakan nama Allah kepada semua orang. (Yohanes 17 : 6). Yesus menegaskan
kepada murid-muridnya bahwa Dialah jalan dan kebenaran dan hidup; tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Dia (Yesus). Siapa yang
telah mengenal Yesus maka dia telah mengenal Allah Bapa.” (Yohanes 14 : 6-7).
Yesus berkata;” Barangsiapa yang telah melihat aku, ia telah melihat Bapa. Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku. (Yohanes 14 :
9-10).
2.
Sebagai
garam dan terang dunia orang Kristen berperan memberikan kualitas dan baik ditengah-tengah
dunia. Dan juga berkewajiban menunjukan sesuatu yang lebih baik kepada dunia,
sehingga dunia dapat melihat perbuatan-perbuatan yang baik dan memuliakan Allah di sorga.
Sebagai garam dan terang, orang Kristen tidak akan menjadi perusak dan penindas
kehidupan dunia. Mampu menjadikan suasana menjadi enak dan mampu mengatasi
(solusi) problem dan masalah kehidupan.
3.
Setuju,
asal sesuai dengan iman Kristen dan tidak bertentangan dengan ajaran Aklitab
4.
a.
Manusia tidak baik hidup sendiri (Kej. 2: 18) manusia hidup membutuhkan sat
dengan yang lain.
b. Mengasihi sesama
seperti diri sendiri (Imamat 19:18)
Mengasihi sesama seperti diri sendiri adalah prinsip
hidup bermasyarakat yang paling hakiki dalam iman Kristen. Mengasihi sesama
seperti diri sendiri bermakna : “Menghargai
hidup manusia lain seperti menghargai hidup diri sendiri”. Jika
masing-masing manusia secara pribadi mampu menghargai orang lain, maka
kehidupan bersama yang harmonis, seimbang, selaras, dan serasi akan terwujud.
c. Jadilah Garam
dan Terang dalam Masyarakat (Matius 5: 1-16) ”Orang
Kristen berguna untuk menjadi kebutuhan pokok dalam masyarakat: Orang Kristen
menjadi disukai oleh masyarakat” (Kisah 2 : 4) menjadi garam juga berarti orang Kristen berguna untuk
memberi nilai tambah meningkatkan kualitas kehidupan dalam kehidupan
masyarakat. Menjadi terang, berarti orang Kristen harus mampu menciptakan
suasana kehidupan yang jelas dan terbuka.
d. Orang Kristen
Harus Cerdik, Tulus dan Waspada Dalam Masyarakat. (Matius 10 : 16-17).
Kristen harus cerdik, artinya orang Kristen harus memakai
otak dan berpikir rasional. Dan kalau perlu boleh bergaya Lihay dalam hidup bermasyarakat. Namun demikian pada saat orang Kristen
bergaya hidup lihay seperti ular (bukan licik), orang Kristen sekaligus harus
menjadi orang tulus seperti merpati.
5.
Bahwa
sebenarnya kesalahan bukan pada hasil-hasil IPTEKS itu, melainkan pada manusia
yang menghasilkan dan menggunakan IPTEKS itu sendiri. Sebagai orang Kristen
kita tidak perlu menganggap hasil-hasil IPTEKS sebagai pemberontakan manusia
kepada Allah, sehingga orang Kristen apriori kepada IPTEKS, tetapi orang
Kristen terpanggil mengarahkan agar hasil-hasil IPTEKS digunakan dan
dikembangkan untuk kesejahteraan manusia dan untuk kemuliaan Tuhan.
6.
a.
Menolak kebudayaan yang bertentangan dengan iman (Keuaran 20: 3-5)
b. Sikap Dialektis
terhadap kebudayaan. Umat Kristen tidak boleh mengabaikan kebudayaan sebagai
tugas dan tanggung jawab yang diberikan Allah kepadanya. (Kejadian 1: 26-29)
c. Sikap menggarami dan menerangi kebudayaan. Transformasi
nilai-nilai ke-Kristenan ke dalam bentuk-bentuk budaya merupakan pelaksanaan
tugas panggilan umat Kristen didunia ini. Sedangkan menerangi kebudayaan dengan
nilai-nilai ke-Kristenan, maksudnya, mencegah agar kebudayaan jangan untuk
hal-hal yang tidak benar tetapi
diarahkan untuk kegiatan-kegiatan memuliakan Allah dan kesejahteraan manusia.
7. 1. Hukum berupa amanat kebudayaan yaitu yang
diberikan Allah kepada manusia pada waktu penciptaan Adam dan Hawa. Tuhan Allah
memberi hak-hak azasi manusia dan kewajiban-kewajiban azasi manusia (Kejadian 1
: 3)
2. Hukum Taurat
yaitu hukum Allah yang diberikan Allah kepada umat Israel pada masa Exodus dari
Tanah Mesir menuju tanah perjanjian (Keluaran
20)
3. Hukum Kasih
yaitu hukum yang berikan Allah melalui Yesus Kristus, kepada orang-orang
percaya yang intinya ”Mengasihi Tuhan Allah dan mengasihi sesama manusia” (Matius
22 : 34-40).
8. a. Pemerintahan
yang berasal dari iblis, ciri-cirinya : penuh kesombongan. Menghujat Allah dan
melawan orang-orang kudus (Why 3 : 1-10)
b. Pemerintahan
yang berasal dari Allah, ciri-cirinya : memuliakan Allah, tidak menindas, kudus
(Rom 13 : 1-7).
9. a. Sikap
mental negatif
Sikap mental negatif ini nampak dalam bentuk, kesombongan
religius, prasangka dan intoleransi. Misalnya : umat beragama tertentu
mempunyai keyakinan bahwa agamanya memiliki ajaran yang paling benar. Akibanya mereka
sombong dan merasa lebih tinggi dari pada semua pemeluk agama lain.
b. Faktor
Sara (Suku, Agama dan Ras)
Secara Sosiologi dapat dipahami bahwa suku, agama dan ras
adalah merupakan nilai pemersatu yang bersangkutan, tetapi juga menjadi faktor
penyebab perpecahan.
c.
Faktor perbedaan tingkat kebudayaan
Dapat disadari bahwa perbedaan tingkat kebudayaan yang
menyolok akan menganggu keseimbangan keserasian dan keselarasan pergaulan hidup
bangsa dan kelompok masyakat. Sering terjadi sikap superior pada tingkat
kebudayaan yang tinggi (maju) dan sikap inferior pada kelompok orang tingkat
kebudayaan yang rendah. Maka timbullah gap pemisah ; disatu pihak timbul nafsu
menguasai dari kelompok berbudaya tinggi dan rasa prasangka negatif pada
masyarakat berbudaya rendah.
d. Faktor
mayoritas dan minoritas golongan beragama
Dalam kehidupan umat beragama sering timbul sikap merasa
lebih berkuasa dari golongan mayoritas terhadap golongan minoritas. Juga
mayoritas mengingini hak-hak istimewa dari hak-hak yang diperoleh golongan
minoritas. Faktor-faktor tersebut diatas perlu dipahami dalam konteks kehidupan
beragama bersama dengan sesama umat beragama lain.
10. a. Sikap Kreatif dan Kritis
Sikap
orang Kristen yang kreatif dan kritis dalam kehidupan sehari-hari sangat
relevan dengan suasana dan kondisi yang sedang membangun. Sikap kreatif dan
kritis dalam pergaulan adalah menunjukkan kehidupan yang dewasa dan
bertanggungjawab. Kreatif berarti mampu memberikan darma baktinya untuk
kepentingan orang lain sedangkan kritis artinya orang Kristen mampu bersaksi
dan membela kebenaran dan kebaikan di dalam pergaulannya.
b. Sikap Dialogis dan Simpatik
Selain sikap kreatif dan kritis, orang Kristen juga perlu memelihara sikap dialogis dan simpatik terhadap orang-orang beragama lain. Menyaksikan iman Kristen bagi orang-orang non Kristen harus mampu mendengar dan memberikan perhatian terhadap iman orang lain yang beragama lain melalui sikap dan simpatik orang Kristen dapat mendengar kepada iman agama-agama lain.
b. Sikap Dialogis dan Simpatik
Selain sikap kreatif dan kritis, orang Kristen juga perlu memelihara sikap dialogis dan simpatik terhadap orang-orang beragama lain. Menyaksikan iman Kristen bagi orang-orang non Kristen harus mampu mendengar dan memberikan perhatian terhadap iman orang lain yang beragama lain melalui sikap dan simpatik orang Kristen dapat mendengar kepada iman agama-agama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar